Lampungekspose.com – Hari ini adalah hari bersejarah bagi warga Nadhlatul Ulama (NU). Sebab, hari ini adalah hari satu abad organisasi islam terbesar di Indonesia dan dunia itu berdiri.
Nadhlatul Ulama memusatkan peringatan Harlah 1 Abad NU ini diselenggarakan di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur. Peringatan Harlah Nadhlatul Ulama itu akan berlangsung selama 24 jam sejak pukul 00.00 dini hari pada Selasa 7 Februari 2023 atau 16 Rajab 1444 hijriah.
Sejak Senin 6 Februari 2023, ribuan warga nadhliyyin sudah memadati tempat berlangsungnya peringatan Harlah Nadhlatul Ulama satu abad tersebut. Sebelum anda mendapatkan lebih banyak kabar tentang semarak dan kemeriahan peringatan Harlah Nadhlatul Ulama ini berikut sejarah singkat berdirinya Nadhlatul Ulama yang Lampungekspose.com kutip dari nu.or.id.
Baca Juga: Geger! Jari Kelingking Bayi Hampir Terputus Akibat Kelalaian Perawat Hotman : Saya Bantu
Setibanya di Tebuireng, santri As’ad (KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo) menyampaikan tasbih yang dikalungkan oleh dirinya dan mempersilakan KH Muhammad Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As’ad.
Bukan bermaksud As’ad tidak ingin mengambilkannya untuk Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan As’ad tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari.
Sebab itu, tasbih tidak tersentuh sedikit pun oleh tangan As’ad selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebuireng. Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada As’ad: “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?” Kontan As’ad hanya menjawab: “Ya Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tarsebut diulang oleh As’ad hingga tiga kali sesuai pesan sang guru.
Setelah mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyyah”. (Choirul Anam, 2010: 72) Riwayat tersebut merupakan salah satu tanda atau petunjuk di antara sejumlah petunjuk berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).
Akhir tahun 1925 santri As’ad kembali diutus Mbah Cholil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar, Ya Qahhar. Berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa) ke tempat yang sama dan ditujukan kepada orang sama yaitu Mbah Hasyim.
Baca Juga: Gempa di Turki Menelan 1.200 Korban Meninggal, Ternyata Sudah Diramalkan 3 Hari Lalu
Petunjuk sebelumnya, pada akhir tahun 1924 santri As’ad diminta oleh Mbah Cholil untuk mengantarkan sebuah tongkat ke Tebuireng. Penyampaian tongkat tersebut disertai seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa as.
Awalnya, KH Abdul Wahab Chasbullah (1888-1971) sekitar tahun 1924 menggagas pendirian Jam’iyyah yang langsung disampaikan kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk meminta persetujuan. Namun, Kiai Hasyim tidak lantas menyetujui terlebih dahulu sebelum ia melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT.
Sikap bijaksana dan kehati-hatian Kiai Hasyim dalam menyambut permintaan Kiai Wahab juga dilandasi oleh berbagai hal, di antaranya posisi Kiai Hasyim saat itu lebih dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia (Jawa).
Kiai Hasyim juga menjadi tempat meminta nasihat bagi para tokoh pergerakan nasional. Peran kebangsaan yang luas dari Kiai Hasyim Asy’ari itu membuat ide untuk mendirikan sebuah organisasi harus dikaji secara mendalam.
Baca Juga: Video Viral Tiktok Seorang Bocah Didiamkan Berdiri Dalam Kereta
Artikel Terkait
Gerak Cepat, Partai Golkar Bakal Jadikan Gibran Rakabuming Raka Jagoan di Pilgub, Jateng atau DKI?
Video Viral Tiktok Seorang Bocah Didiamkan Berdiri Dalam Kereta
Hp OPPO A57, Harga Cuma 1 Jutaan, Ram 4 Baterai 5000 mAh
Geger! Jari Kelingking Bayi Hampir Terputus Akibat Kelalaian Perawat, Hotman : Saya Bantu